Keunggulanutama yang membuat Equilibrio sering mendapatkan review positif adalah karena makanan ini mampu membuat pup kitten menjadi lebih bagus, dalam artian padat, sehat, dan tidak begitu berbau. Kandungan nutrisi yang ada dalam makanan kitten terbaik ini juga terbilang cukup tinggi, di mana protein kasar sebanyak 35% dan lemak kasar MEDIAUTAMA.CO - Bagi mereka yang saat ini tengah berada di kelas XII, pikiran tak hanya terfokus untuk bisa lulus dengan nilai terbaik. Tapi juga akan melanjutkan kemana setelah lulus nanti. Berikut7 hal yang bisa menjadi pertimbangan dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi seperti dikutip dari CNNIndonesia.com. 1. Tahu Minat dan Hobi PengertianTarget Pasar. Pengertian segmentasi pasar adalah membagi konsumen yang bermacam-macam atau sifatnya heterogen ke dalam kelompok - kelompok yang dengan karakteristik yang sama (homogen).. Sedangkan pengertian target pasar adalah untuk memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani. Jadi, perlu dipahami bahwa segmentasi pasar dan target pasar adalah dua hal yang berbeda. Apalagianda yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya maka bisa menggunakan Snack Box Jakarta Pusat yang bisa diakses ke www.snackboxjakarta.co.id. Alasan mengapa anda bisa mengandalkan jasa catering yang satu ini adalah karena Snack Box Jakarta Pusat memiliki beberapa keunggulan seperti : Sudah Berpengalaman Dibidangnya. Salahsatu pertimbangan memilih hunian untuk keluarga kamu adalah dari segi lokasi. Usahakan memilih lokasi rumah yang dekat dengan tempat pendidikan, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan sarana umum lainnya. Namun biasanya rumah yang berada di pusat kota maupun berdekatan dengan tempat-tempat keramaian harganya jauh lebih mahal. 2. Desain yang Pertimbanganutama dalam memilih gulungan baitcasting. Share. tweet; Seperti kebanyakan alat pancing di pasaran, gulungan umpan datang dalam berbagai pilihan, kualitas, dan komponen yang menakjubkan. Namun, ada banyak karakteristik sederhana yang dapat dipelajari dengan mudah oleh seorang pemula, yang akan sangat membantu dalam memilih gulungan HotelPelangi selektif memilih bahan, terutama bahan makanan. Pertimbangan utama Hotel Pelangi dalam memilih barang adalah dari segi Kualitas dan harga kompetitif. 6) Pesaing utama Hotel Pelangi adalah hotel bintang 3 di Kota Malang. Berdasarkan data 2018, jumlah hotel di kota Malang adalah 60an hotel. Hal tersebut menjadikan industri Nurhanizahtelah mengonsumsi bakso Sumber Selera sejak lama. "Awalnya saya tidak tahu kalau Bakso Sumber Selera itu adalah Bakso Kebon Jeru 3 Produk ini adalah inovasi daripada produk sedia ada diterapkan? 3. Adakah produk ini inovasi daripada produk 1. Dinyatakan dalam kertas kerja 25 2. Dinyatakan dalam kertas kerja sedia ada atau produk yang baharu 3. Kos pengeluaran adalah RM8,000.00 dibangunkan? 4. 100 unit untuk pengeluaran fasa 1 D. Perancangan dalam pengurusan projek 1. Pertimbangandalam Memilih Nama Perusahaan Salah satu bagian penting dalam membangun sebuah bisnis adalah memilih dan memberikan nama atau brand untuk usaha dan produk yang ditawarkan. Jika anda adalah calon seorang enterpreneur sejati, maka pepatah lama yang berbunyi "Apalah arti sebuah nama" harus dibuang jauh-jauh dari benak anda. whcKT. Mobilitas masyarakat yang tinggi di era modern seperti sekarang kerap membuat banyak orang lupa akan satu hal yaitu makanan sehat. Padahal, mengetahui cara memilih makanan sehat bagi keluarga sangat dibutuhkan agar kesehatan selalu terjaga. Ada berbagai macam cara yang sebaiknya dilakukan dalam memilih nutrisi terbaik untuk keluarga. Hal ini terungkap saat saya mengikuti Webinar bertajuk “Protecting Your Family with Natural Nutrients from Clean Label Products” bersama beberapa waktu lalu. Fakta Konsumsi Makanan Sehat di Indonesia Dalam webinar virtual yang diadakan selama 2 jam, dipaparkan bahwa orang dewasa dan anak-anak memiliki kebutuhan porsi makanan yang berbeda. Orang dewasa misalnya direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan yang mencakup 1/3 makanan pokok, 1/6 lauk pauk, 1/3 sayuran, dan 1/6 buah-buahan. Sementara itu, anak balita sebaiknya mengonsumsi 35% makanan pokok, 35% lauk pauk, dan 30% buah serta sayuran. “Nutrisi seimbang bisa dicapai salah satunya dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran. Untuk hal ini, orangtua bisa menyajikan makanan dengan bahan makanan yang bervariasi setiap harinya sehingga komponen zat gizi yang dibutuhkan dapat terpenuhi,” demikian penguraian dr. Sylvia Irawati, dokter gizi medik yang hadir sebagai narasumber. Faktanya, pekerjaan rumah Indonesia nampaknya masih panjang untuk mencapainya. Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia 2018 menunjukkan hanya 4,6% masyarakat Indonesia yang sudah cukup mengonsumsi buah dan sayuran. Data juga menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 6-35 bulan lebih banyak mengonsumsi makanan ringan buatan pabrik dengan persentase mencapai 81,6 persen. Artikel terkait Benarkah Sereal Termasuk Sarapan Sehat untuk Anak? Simak Fakta Ini, Parents Efektivitas waktu menjadi alasan mengapa banyak orang lebih memilih makanan ringan dalam kesehariannya. Padahal, tidak seluruhnya makanan ringan yang kita konsumsi menyehatkan dan memenuhi zat gizi yang dibutuhkan tubuh. “Harus memilih makanan dengan baik yang akan kita konsumsi setiap harinya, tentunya yang memenuhi standar pangan. Hal ini mencakup minuman, pilihlah minuman yang sungguhan dan murni, tidak diencerkan dan tanpa pemanis buatan,” lanjut dr. Sylvia. Menariknya, dr. Sylvia mengungkapkan bahwa memilih produk makanan yang sehat tidak cukup hanya dengan melihat kemasan. Ia memaparkan beberapa cara yang sebaiknya dilakukan ketika berbelanja. 1. Informasi Nilai Gizi Tidak Cukup Saat membeli makanan atau minuman tertentu, kesadaran masyarakat Indonesia memang sudah tinggi. Melihat tabel Angka Kecukupan Gizi biasanya menjadi langkah awal untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam produk tersebut. Sayangnya, hal ini tidaklah cukup. “Yang paling penting memang memerhatikan kualitas produk. Coba lihat komposisinya, produk tersebut terbuat dari apa natural atau artificial? Semisal produk jus, apakah si jus ini terbuat dari 100% bahan alami pure dari buah dan sayuran. Pastikan dia tidak menggunakan tambahan gula dan pengawet,” ujar Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur dalam kesempatan yang sama. Artikel terkait Festival Isi Piringku, Dorong Kebiasaan Makan Sehat pada Anak Sejak Dini 2. Perhatikan Proses Pembuatannya Lebih lanjut, Richard juga menganjurkan agar konsumen lebih jeli melihat seperti apa proses pembuatannya. Bukan dengan berkunjung ke pabrik, Anda dapat mengecek di website perusahaan seperti apa produk tersebut dibuat hingga sampai ke tangan kita. “Website resmi biasanya mengurai seperti apa produk dibuat. Apakah sederhana atau membutuhkan proses lanjutan? Dari sini, konsumen bisa menilai apakah produk tersebut sehat atau tidak,” sambungnya. 3. Memilih Produk Clean Label Terakhir, pilihlah produk dengan konsep clean label. Produk clean label adalah produk yang dalam pembuatannya menggunakan bahan alami, melalui proses seminimal mungkin, serta jujur dan transparan perihal bahan baku dan proses produksi. Dengan menggunakan bahan alami terdapat sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh antara lain kaya nutrisi, kaya antioksidan, bebas zat aditif berbahaya, dan secara keseluruhan berdampak positif bagi kesehatan tubuh dan kulit. Kendati bukan barang baru, konsep satu ini memang belum terlalu populer di Indonesia, namun sudah banyak diadopsi komunitas global. Faktanya, sebanyak 70% orang dewasa Amerika Serikat setuju bahwa produk clean label mengandung nutrisi yang lebih baik. Kemudian, 48% orang dewasa di Vietnam bahkan telah menjadikan clean label product sebagai faktor utama dalam memilih makanan sehat. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah diatur perihal makanan sehat yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999. Dalam UU ini dijelaskan pentingnya sebuah produk mengutamakan informasi yang jujur, tepat, dan akurat mengenai produk yang harus diketahui konsumen. Salah satu contohnya, produk yang berkualitas kandungannya sesuai dengan apa yang tercantum pada kemasan. Apa yang tertulis di setiap label kemasannya, itulah yang didapatkan oleh konsumen. Dengan kata lain, tidak ada satupun bahan yang ditutupi atau disembunyikan. Lantas, apakah jus dapat dikonsumsi oleh semua kalangan? “Tidak dianjurkan untuk anak dibawah usia 1 tahun. Untuk anak usia 1-3 tahun maksimal 120 ml, usia 4-6 tahun 120-180 ml, lalu jika anak sudah berusia 7 tahun lebih bisa mengonsumsi 240 ml,” tutup dr. Sylvia. Itulah beberapa informasi tentang cara memilih makanan sehat untuk keluarga. Apakah sudah diterapkan di keluarga Anda, Parents? Baca juga Perbedaan Anak Kurus Sehat dengan Kekurangan Gizi, Si Kecil Masuk yang Mana? 8 Cara Mengurangi Konsumsi Gula Tambahan, Coba Agar Tubuh Lebih Sehat! 10 Manfaat Yakult untuk Kesehatan Keluarga, Parents Wajib Tahu! Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Saat ini bumbu dapur tidak hanya dalam bentuk pangan tunggal, tapi dapat dibuat dalam bentuk komposit atau campuran. Contohnya bumbu dapur yang dicampur dengan tepung untuk digunakan sebagai bahan pengisi berbagai makanan. Bahkan saat ini sudah tersedia dalam bentuk kemasan tepung bumbu yang memudahkan Anda dalam membuat masakan. Kandungan gizi yang terdapat pada tepung bumbu kaya akan zat gizi yang telah melalui proses fortifikasi zat gizi. Ada berbagai jenis makanan olahan yang dapat memanfaatkan potensi dari tepung bumbu. Hal ini dikarenakan tepung bumbu memiliki sifat serbaguna. Salah satu jenis panganan yang dekat dengan masyarakat Indonesia adalah gorengan. Makanan ini telah menjadi makanan favorit bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sejak dulu. Bahkan, jenis makanan ini sering dijadikan sebagai menu sehari-hari. Meski menjadi favorit, masyarakat terkadang khawatir mengonsumsi sajian tersebut. Pasalnya, dibalik kelezatan gorengan, kandungan nutrisinya sering tidak baik bagi tubuh. Kekhawatiran tersebut memang beralasan. Akan tetapi, jika diolah secara tepat, gorengan bisa jadi makanan sehat untuk dikonsumsi. Salah satu caranya adalah dengan menghindari kandungan monosodium glutamate MSG dalam tepungnya. Pilihlah tepung bumbu tanpa MSG agar lebih sehat untuk dikonsumsi. Efek samping konsumsi MSG dalam jumlah berlebih sudah umum diketahui, baik oleh masyarakat luas maupun dunia kedokteran. Jumlah takaran MSG yang diperbolehkan untuk dikonsumsi setiap harinya dibatasi oleh regulator pangan seperti BPOM. Dengan memilih produk tanpa MSG, otomatis konsumsi harian MSG akan lebih terkendali dan menjadikan asupan makanan Anda lebih sehat. Selain itu, kandungan fortifikasi vitamin pada tepung bumbu dapat menjadikannya pilihan yang lebih sehat. Ini membuat produk tepung bumbu yang Non MSG dan juga berfortifikasi vitamin menjadi pilihan terbaik. 2. Daging ayam dan daging sapi Sebelum mengolah ayam dan daging sapi untuk menjadi olahan makanan yang sehat, Anda perlu memperhatikan cara memilih bahan yang baik. Pastikan Anda memilih ayam dan daging sapi yang segar dan masih memiliki kualitas baik untuk diolah. Kondisi daging sapi yang segar umumnya ditandai dengan warna merah segar pada permukaannya. Sementara itu, untuk ayam, pilihlah ayam yang kulitnya berwarna lebih pucat dari bagian dagingnya. Untuk tekstur ayam dan daging sapi yang berkualitas, pilihlah yang memiliki tekstur yang elastis dan tidak terlalu keras ataupun lembek. Selain itu, sebaiknya pilih yang memiliki aroma khas dari masing-masing bahan makanan dan tidak berlendir. Pastikan Anda juga tidak memilih ayam dan daging sapi yang memiliki bercak kebiruan, karena itu tanda bahan makanan tersebut tidak segar. Hal ini penting untuk diperhatikan karena bahan-bahan yang sudah tidak segar dan busuk, kemungkinan besar terdapat bakteri dan virus. Virus bakteri yang sering mencemari bahan makanannya seperti Salmonella dan E. coli karena dapat membahayakan kesehatan. 3. Ikan Tak hanya daging ayam dan daging sapi, ikan yang tidak segar juga dapat berisiko terkontaminasi oleh bakteri yang dapat menurunkan kadar gizi dan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, pastikan Anda memperhatikan cara memilih ikan sebagai bahan makanan yang baik sebelum mengolahnya. Pilihlah ikan dengan kulit yang masih terlihat segar dan berwarna cerah, serta bola mata yang masih menonjol atau tidak cekung ke dalam. Selain itu, pastikan tekstur ikan yang akan Anda olah masih terasa kenyal dan tidak lembek. Dalam menerapkan tips memilih bahan makanan satu ini, Anda melakukannya dengan mencubit atau menekan permukaan tubuh ikan. Jika terdapat bekas jari dan daging ikan kembali ke bentuk semula, itu berarti ikan tersebut masih segar. 4. Sayur dan buah Sebelum mengolah masakan berbahan sayur dan buah, Anda juga sebaiknya tidak sembarangan dalam memilih bahan baku yang akan digunakan. Cara memilih bahan makanan yang baik adalah, ambil sayuran segar yang umumnya ditandai dengan warnanya yang masih segar dan tidak layu. Sementara dalam memilih buah, pilihlah buah yang terlihat masih utuh, tidak kusam dan tidak keriput. Dalam memilih bahan makanan satu ini pun, sebaiknya pilihlah yang bebas dari pupuk anorganik ataupun pestisida. Pasalnya, bahan kimia ini tidak baik jika sampai terkonsumsi dan masuk ke dalam tubuh. Memilih bahan makanan yang baik dan tepat menjadi salah satu “jembatan” menuju pola makan yang lebih sehat. Maka dari itu, cobalah untuk menerapkan cara memilih bahan makanan yang baik dan sehat agar kesehatan ikut terjaga. Dibaca sebanyak 9,280 Orang memutuskan apa yang akan dimakan, kapan harus makan, berapa banyak yang akan dimakan, dan bahkan apakah akan makan dengan cara yang sangat pribadi berdasarkan interaksi kompleks genetik, perilaku, atau faktor sosial dibanding kesadaran akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Ragam pilihan makanan dapat mendukung kesehatan yang baik, dan memahami tentang gizi manusia yang membantu membuat pemilihan makanan yang lebih baik. Preferensi Alasan kebanyakan orang memilih makanan tertentu adalah rasa. Dua preferensi yang disukai yaitu rasa manis dari gula dan gurih dari garam. Keinginan manusia akan rasa manis mencakup semua usia, ras, dan budaya.​1​ Makanan tinggi lemak menjadi preferensi umum yang universal. Penelitian menunjukkan bahwa genetika dapat mempengaruhi persepsi rasa dan karena itu kesukaan atau ketidaksukaan. ​2​Demikian pula, hormon kehamilan tampaknya mempengaruhi mengidam dan enggan makan. Kebiasaan Pemilihan makanan juga dikaitkan dengan kebiasaan makan sebagai suatu bentuk tingkah laku berpola yang sangat terkait dengan kebudayaan, yang mencakup juga kepercayaan dan pantangan makan yang berkembang dalam sekelompok masyarakat.​3​ Terkadang orang memilih makanan di luar kebiasaan makannya. Mengkonsumsi makanan yang biasa dan tidak harus membuat keputusan dapat membuat perasaan nyaman.​4​ Kebiasaan makan merupakan hasil dari proses belajar yang terjadi seumur hidup, kebiasaan makan keluarga karena seseorang tinggal dalam keluarganya dan mengalami proses belajar terus menerus dalam keluarganya. Hal inilah yang menjadi alasan pola makan atau susunan hidangan sangat kuat bertahan terhadap berbagai pengaruh yang mungkin dapat mengubahnya.​5​ Warisan Etnis dan Masakan Daerah Pengaruh terkuat terkait pemilihan makanan adalah warisan etnis dan masakan daerah. Orang cenderung lebih menyukai makanan tempat mereka tumbuh dengan makan. Setiap daerah memiliki makanan khas dan cara menggabungkannya ke dalam makanan. Masakan daerah mencerminkan kombinasi unik bahan-bahan lokal dan gaya memasak.​4​ Makanan juga sebagai pembentuk identitas etnis, yang dapat dikenali dari jenis masakannya yang memiliki karakterisitik rasa yang khusus. Misalnya, masakan Minahasa ditandai dengan penggunaan cabai rica dalam jumlah yang banyak dalam mengolah daging, begitu kuatnya rasa cabai sampai- sampai menghilangkan rasa daging itusendiri. Begitu juga masakan Minangkabau, cabai, santan, dan bumbu rempah-rempah menjadikan makanannya khas sebagai makanan Minangkabau.​3​ Menikmati makanan etnis tradisional memberikan kesempatan untuk merayakan warisan budaya. Seseorang yang menawarkan makanan tradisional berarti berbagi budaya mereka dengan orang lain, dan mereka yang menerima makanan belajar tentang cara hidup orang lain. Mengembangkan kompetensi budaya berarti menghormati preferensi individu dan sangat penting bagi para profesional untuk membantu orang lain dalam merencanakan diet sehat.​4​ Interaksi Sosial Dalam interaksi sosial yang melibatkan makanan, individu sering membuat keputusan tentang dengan siapa dia ingin makan, dengan siapa dia tidak ingin makan. Beberapa studi memperlihatkan orang-orang yang makan dengan teman mengkonsumsi lebih banyak makanan dibanding makan dengan orang asing.​6​ Kebanyakan orang menikmati kebersamaan saat makan. Makan sering kali merupakan acara sosial, dan berbagi makanan adalah bagian dari keramahan. Adat sosial mengundang orang untuk menerima makanan atau minuman yang ditawarkan oleh tuan rumah atau dibagikan oleh kelompok — terlepas dari sinyal lapar.​4​ Ketersediaan, Kenyamanan, dan Ekonomi Orang sering makan makanan yang mudah didapat, cepat dan mudah disiapkan, dan sesuai kemampuan finansialnya. Konsumen yang menghargai kenyamanan, sering makan di luar, membawa pulang makanan siap saji, atau layanan pesan antar makanan. Penekanan konsumen pada kenyamanan membatasi pilihan makanan pada pilihan yang ditawarkan terkait menu dan produk siap saji. ​4​ Faktor ekonomi juga terkait pemilihan makanan. Kenaikan biaya makanan telah menggeser beberapa prioritas konsumen dan mengubah prioritas kebiasaan berbelanja. Konsumen cenderung tidak membeli makanan cepat saji dengan harga lebih tinggi dan lebih cenderung membeli barang bermerek toko yang lebih murah dan menyiapkan sendiri masakan rumahan. Faktanya, lebih dari 70% makanan yang disiapkan sendiri di rumah lebih sehat karena jarang makan makanan cepat saji dan lebih cenderung untuk memenuhi pedoman diet untuk lemak, kalsium, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. ​7​ Sayangnya, pola makan sehat yang menyertakan banyak buah dan sayuran cenderung menjadi lebih mahal dibanding diet kurang sehat yang menampilkan makanan yang tinggi lemak dan gula tambahan. Makanan murah ini sering kali tinggi kalori dan rendah gizi. Konsumen dapat meningkatkan kualitas makanannya tanpa meningkatkan kualitasnya pengeluaran mereka dengan memilih lebih banyak makanan nabati, seperti kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian utuh, serta mengurangi daging merah dan olahannya, dan produk susu tinggi lemak.​8​ Emosi Emosi memandu pemilihan makanan dan perilaku makan. Beberapa orang tidak bisa makan saat mereka sedang kesal secara emosional. Orang lain mungkin makan untuk menanggapi variasi rangsangan emosional — misalnya, untuk menghilangkan kebosanan atau depresi atau untuk menenangkan kegelisahan. Orang yang depresi mungkin memilih untuk makan daripada menelepon teman. Karbohidrat dan alkohol, misalnya, cenderung menenangkan, sedangkan protein dan kafein lebih untuk merangsang. Makan sebagai respons terhadap emosi dan stres dapat dengan mudah menyebabkan makan berlebihan dan obesitas. Namun pada kondisi lain berbagai makanan dapat memberikan kenyamanan dan interaksi pada orang lain.​4​ Aspek Gizi dan Kesehatan Banyak konsumen membuat pilihan makanan yang mereka yakini akan meningkatkan kesehatan mereka. Makanan fungsional memberikan manfaat kesehatan di luar kontribusi gizinya; termasuk makanan utuh serta yang diperkaya, diperkaya, atau makanan tambahan. Makanan utuh — sealami dan familiar seperti oatmeal atau tomat — adalah makanan fungsional paling sederhana. Dalam beberapa kasus, makanan telah dimodifikasi untuk memberikan manfaat kesehatan, misalnya dengan menurunkan kandungan lemak trans.​4​ Konsumen biasanya memasukkan makanan baru ke dalam makanannya, asalkan harga makanan masuk akal, terdapat label yang jelas, mudah ditemukan, dan nyaman untuk disiapkan. Makanan juga harus terasa enak seperti pilihan pada makanan tradisional. Tentu saja, seseorang tidak perlu makan makanan “khusus” untuk menikmati diet sehat; banyak makanan “biasa” juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Faktanya, makanan “biasa” seperti serealia utuh; sayuran ; buah-buahan; makanan laut, daging, unggas, telur, kacang-kacangan; dan produk susu termasuk alternatif pilihan makanan sehat.​4​ Referensi 1. Drewnowski A, Mennella JA, Johnson SL, Bellisle F. Sweetness and Food Preference. The Journal of Nutrition. Published online May 9, 20121142S-1148S. doi 2. Hayes JE, Keast RSJ. Two decades of supertasting Where do we stand? Physiology & Behavior. Published online October 20111072-1074. doi 3. Nurti Y. Kajian Makanan dalam Perspektif Antropologi. Jurnal Antropologi. 2017;1911-10. 4. Rolfes W. Understanding Nutrition. 14th ed. Cengage Learning; 2016. 5. Sediaoetama A. Ilmu Gizi Jilid II. Dian Rakyat; 2003. 6. Jones M. Food Choice, Symbolism, and Identity Bread-and-Butter Issues for Folkloristics and Nutrition Studies American Folklore Society Presidential Address October 2005. The Journal of American Folklore. 2007;120476129-177. 7. Lu J, Huet C, Dubé L. Emotional reinforcement as a protective factor for healthy eating in home settings. The American Journal of Clinical Nutrition. Published online May 25, 2011254-261. doi 8. Bernstein AM, Bloom DE, Rosner BA, Franz M, Willett WC. Relation of food cost to healthfulness of diet among US women. The American Journal of Clinical Nutrition. Published online September 1, 20101197-1203. doi