KoleksiGambar Terkait Animasi Capung Bergerak. memasangkan gambar bagian wajah. mentahan logo racing polos. mata uang hawaii. mawar kartun. menggambar kura kura dengan mudah. mantra adam memanggil hawa. mentahan logo esport hd. mewarna huruf hijaiyah.
4MQxzB. Komik Alkitab Anak Sekolah Minggu ADAM DAN HAWA Sumber Kitab Kejadian pasal 3 ayat 1-24 Di Taman Eden, Tuhan berkata Adam dan Hawa tidak boleh makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat Tetapi ular itu berusaha agar Hawa makan buah itu, dan Hawa ingat pesan Tuhan jika makan akan mati Ular itu berkata bahwa Hawa tidak akan mati, tetapi menjadi seperti Allah tahu yang baik dan jahat Kemudian Hawa mengambil buah itu dan memakannya Lalu Hawa memberikan buah itu kepada Adam dan Adam pun memakannya juga Tiba-tiba mereka menjadi tahu mereka telanjang, lalu menutupi badannya dengan daun pohon ara Ketika Tuhan Allah memanggil manusia itu, mereka menjadi takut lalu bersembunyi Adam dan Hawa berkata kepada Tuhan Allah bahwa mereka telah melanggar perintah Tuhan Allah Akhirnya, Tuhan Allah menghukum ular yaitu ular akan menjalar dengan perutnya seumur hidupnya Juga Tuhan Allah menghukum Hawa yaitu Hawa akan kesakitan ketika melahirkan anak Tuhan Allah menghukum Adam yaitu Adam akan mencari rejeki dari tanah seumur hidupnya Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk dipakai Adam dan Hawa Tuhan Allah mengusir mereka dari Taman Eden dan malaikat Tuhan menjaga pohon Kehidupan Sekarang, manusia harus susah payah bekerja keras untuk mencari makanan Ayat Hafalan Ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku Mazmur 38 19
Ilustrasi Kejadian 3 Foto UnsplashKejadian 3 dalam Alkitab menceritakan kisah penting, yaitu kejatuhan manusia untuk pertama kalinya. Ayat Alkitab tersebut juga menjabarkan pelanggaran yang dilakukan manusia, sehingga mereka diusir dari Taman 3 berada dalam Perjanjian Lama. Pasal yang diberi judul “Manusia Jatuh ke dalam Dosa” itu terdiri dari 24 ayat Alkitab. Adapun persoalan yang dibahas di dalamnya meliputi perempuan dan ular, perempuan dan suami memakan buah larangan, hukum terhadap ular, hingga pengusiran manusia dari Taman membahas lebih jauh mengenai kisah dalam Kejadian 3, mari lihat ayat Alkitabnya terlebih dahulu melalui uraian Kejadian 3 Foto UnsplashKejadian 3 dalam AlkitabBerikut bunyi Kejadian 3 dalam Alkitab yang diberi judul perikop “Manusia Jatuh ke dalam Dosa”1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu "Tentulah Allah berfirman Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu "Sekali-kali kamu tidak akan mati,5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya "Di manakah engkau?"10 Ia menjawab "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."11 Firman-Nya "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"12 Manusia itu menjawab "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."Ilustrasi Kejadian 3 Foto UnsplashKisah Jatuhnya Manusia ke dalam Dosa dalam Kejadian 3Seperti dikatakan sebelumnya, Kejadian 3 memuat kejatuhan manusia untuk pertama kalinya. Mengutip buku Pelajaran-Hayat Kejadian oleh Witness Lee dan Yasperin 2021, kisah ini berawal dari larangan yang diberikan Tuhan Yesus pada Adam dan Hawa yang merupakan manusia menegaskan bahwa Adam dan Hawa dapat memakan apa pun di Taman Eden, kecuali buah pengetahuan baik dan jahat yang terletak di tengah taman. Mengetahui larangan tersebut, ular yang licik berusaha membujuk hawa untuk memakan buah ular berhasil memperdaya Hawa, sehingga dia mengajak Adam untuk ikut memakan buah larangan tersebut. Mereka pun memakan buah pengetahuan baik dan jahat bersama-sama. Pelanggaran ini menjadi dosa pertama yang dilakukan oleh memakan buah, Adam dan Hawa bersembunyi dan menutupi diri mereka dengan dedaunan. Kemudian, Tuhan mendatangi mereka dan menanyakan perihal soal buah larangan itu. Adam mengaku bahwa dia memakan buah pengetahuan baik dan jahat karena ajakan Hawa. Sedangkan Hawa mengatakan bahwa dirinya dibujuk oleh ular untuk memakan buah jatuh ke dalam dosa, Tuhan Yesus menghukum Adam dan Hawa dari Taman Eden. Yesus juga mengadakan permusuhan antara perempuan dan ular. Ular pun dikutuk, sehingga ia berjalan dengan itu, Hawa dan keturunan wanita dihukum dengan bersusah payah ketika mengandung serta rasa sakit ketika melahirkan. Lalu, Adam dan keturunan pria dihukum dengan bersusah payah mencari rezeki. Pengusiran dan hukuman ini menjadi sejarah awal dari kehidupan yang Diceritakan dalam Kejadian 3?Mengapa Manusia Jatuh ke dalam Dosa?Mengapa Manusia Memakan Buah Larangan?
Artikel ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Kejatuhan Manusia Pertama dari Coba menjadi Dosa. Silahkan terlebih dahulu membaca tulisan tersebut sebelum lanjut membaca tulisan ini. Baca JugaTransfigurasi, Jalan untuk Hits dalam Iman – Renungan Pekan Biasa VIYesus, Imam Agung yang Terbuka dan Rendah Hati – Renungan Hari Kedua Pekan Doa SeduniaYesus, Imam Agung yang Berbelas Kasih – Renungan Hari Pertama Pekan Doa Sedunia Adam dan Hawa diinterogasi oleh Tuhan. Adam ditanya duluan. “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Kej. 3 11. Adam tidak menjawab pertanyaan Tuhan, tapi melemparkan kesalahannya kepada Hawa. Ia berkata “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan” Kej. 312. Hawa juga ditanya oleh Tuhan dengan pertanyaan yang kurang lebih sama. Seperti Adam, ia juga tidak menjawab pertanyaan Tuhan, tapi melemparkan kesalahannya kepada ular “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan” Kej. 313. Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu” Kej. 314. Benarkah hanya ular yang salah dalam kasus ini? Jawabannya jelas tidak benar. Ular memang salah, tetapi Adam dan Hawa juga salah. Tuhan sudah memberitahukan larangan itu sejak awal, Hawa ingat itu, meskipun Adam dengar tapi tidak mempedulikannya. Tapi, apapun alasannya, keduanya tetap salah. Mereka tidak bisa seenaknya begitu saja melemparkan kesalahan kepada pihak lain. Mereka harus bertanggung jawab. Tapi memang, jika kita perhatikan dalam kehidupan kita setiap hari saat ini, apa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa ini, kita lakukan juga dalam kehidupan kita. Kita mudah mengkambing-hitamkan pihak lain ketika kita terjepit dan salah. Kita sulit mengakui kesalahan kita. Kita salahkan si A, si B, dan si C, dan tidak pernah berkata, “Saya salah”. Kita cenderung merasa diri sebagai korban; dan karenanya tidak mau dipersalahkan. Sebagai contoh, pernah terjadi beberapa kasus pemerkosaan. Anehnya, yang disalahkan bukan si pemerkosanya laki-laki, tetapi justru si korbannya, yaitu si perempuannya. Alasannya siapa suruh perempuan itu berpakaian seksi. Mereka berdalih, seandainya saja perempuan itu berpakaian yang sopan, pastilah laki-laki itu tidak tergoda untuk memperkosanya. Aneh kan? Nah, tampaknya, cara berpikir seperti ini sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa. Istilah ngeyel’ dan ngeles’ yang kita gunakan saat ini ternyata sudah dilakukan juga oleh manusia pertama itu. Ini warisan Adam dan Hawa. Keduanya saling menuduh, hingga akhirnya menyalahkan binatang si ular yang tidak berdaya dan tidak mampu membela diri. Padahal, Tuhan menempatkan mereka di taman Eden supaya mereka bisa menikmati kebahagiaan di sana. Tuhan sudah menyediakan segala-galanya untuk mereka. Tapi, sayangnya, tingkah laku mereka malah edan. Saking enaknya tinggal di situ, mereka tidak lagi mengindahkan apa yang dilarang oleh Tuhan. Bahkan, mereka ingin sama seperti Tuhan. Tuhan mau supaya kita menjadi pribadi yang sadar dan tahu apa yang dilakukan yaitu pribadi yang mampu mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan tutur katanya. Tuhan tidak mau kita menjadi pribadi yang suka tebar fitnah, ujaran kebencian, dan berita bohong hoaks; serta seenaknya melemparkan kesalahan kepada orang lain. Karenanya, Tuhan tidak percaya begitu saja terhadap setiap pembelaan diri dan saling tuduh yang dilakukan oleh manusia pertama itu. Ia mau supaya sikap seperti itu harus dihentikan. Makanya Ia memanggil mereka satu persatu. Mula-mula Ia memanggil Hawa dan berkata kepadanya “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu” Kej. 316. Tuhan juga memanggil Adam dan bekata kepadanya “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” Kej. 317-19. Tuhan melihat bahwa manusia yang diciptakan-Nya itu sudah angat lancang. Mereka tidak mendengarkan larangan dari-Nya. Belum lagi, mereka hanya tahu berbuat tapi tidak mau bertanggung jawab. Baru makan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat saja mereka sudah merasa seperti ahli surga, apalagi kalau sampai mereka memakan buah dari pohon kehidupan. Bisa jadi mereka akan merasa seperti pemilik surga. Mereka tidak percaya lagi kepada-Nya dan mereka bisa menjadikan diri mereka sendiri sebagai tuhan; sebab jika buah kehidupan itu mereka makan, mereka akan hidup selamanya. Tuhan tidak mau manusia itu jatuh untuk kedua kalinya. Maka, daripada hal itu terjadi, Tuhan pun mengantisipasinya. Tuhan berfirman “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya” Kej. 322. Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Dari sinilah konsep mengenai dosa asal itu muncul di dalam ajaran Gereja kita. Kita menanggung akibat dari dosa yang dilakukan oleh manusia pertama, Adam dan Hawa itu. Pertanyaannya mengapa kita yang harus menanggung akibat dari dosa mereka, padahal bukan kita yang melakukannya? Jawabannya memang, bukan kita yang melakukan dosa itu, tapi karena dosa yang mereka lakukan itu, maka kesempatan setiap manusia, termasuk kita, untuk menikmati kebahagiaan di taman Eden dicabut oleh Tuhan. Jufri Kano, CICMTerlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" Luk. 55. Penulis dapat dihubungi via email jufri_kano